Kamis, 02 Juli 2015

BULAN P(UAS)A, YA IBADAH YA BELAJAR

Apa sih yang identik dengan bulan puasa? Sahur, salat tarawih, buka bersama, tadarus dan lain – lain. Semua ibadah dan amal kebaikan di bulan puasa akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Lantas apakah sudah barang tentu semua orang berbondong – bonding untuk melakukannya? Belum tentu. Ada pula orang yang bermalas – malasan dan berlemas – lemasan ketika puasa. Namun, Allah maha Rahim, pemberi kasih sayang pada makhluknya. Tidurnya orang puasa dihitung sebagai ibadah. Apa yang terjadi jika di bulan puasa ini bertepatan dengan ujian akhir semester (UAS)? Pastinya perlu membagi waktu dengan baik supaya bisa belajar dan beribadah dengan kuantitas yang lebih banyak daripada hari – hari biasa. Mungkin belajar dengan keras akan membuat perut terasa lapar, dan kuantitas tidur berkurang. Eits, inilah istimewanya UAS semester genap tahun 2015 ini, ya UAS ya puasa. Biasanya, ketika sedang ujian, kita selalu menyiapkan tubuh dalam kondisi prima agar ketika mengerjakan ujian tidak ada kendala fisik. Misalnya, sarapan, tidur yang cukup, dan mengondisikan tubuh tidak kecapaian. Tapi ujian ketika puasa Ramadhan, apakah itu menjadi kendala? Seharian harus menahan lapar dan dahaga. Juga menahan segala jenis hawa nafsu, misalnya emosi. Malamnya disunahkan untuk melaksanakan salat tarawih, yang waktunya bersamaan dengan jam belajar sehari – hari. Paginya, jam 3 dini hari harus bangun untuk makan sahur, yang biasanya adalah jam tidur. Apakah itu menjadi alasan untuk totalitas dalam ujian? Semuanya kita awali dengan niat, dan kembalikan lagi kepada Allah. Bulan ramadhan setiap tahun pasti ada. Sedangkan UAS setahun terjadi dua kali. Jika datangnya bertepatan, ini justru menjadi kesempatan kita untuk menjadi seorang yang alim. Biasanya jika uas kita selalu meningkatkan ibadah juga, lebih mendekatkan diri kepada Allah agar diberi kemudahan dalam belajar. Dalam momen bulan ramadhan ini, malah ibadah kita bisa terprogram dengan baik. Bisa salat tahajud dengan rutin karena bersama dengan bangun sahur. Bisa membaca qur’an dengan teratur, karena bila tadarus di bulan ramadhan pahalanya akan dihitung tiap ayat. Bisa shodaqoh jariyah dengan rutin untuk membersihkan harta kita, yaitu infaq ketika berangkat ke masjid. Bisa mendapati pola makan yang teratur, yaitu ketika buka puasa dan sahur. Persoalan belajar bisa dilakukan setelah pulang dari kampus, setelah salat tarawih, dan setelah salat subuh. Tidur tetap bisa dilakukan di malam hari sebelum sahur, dan sejenak di siang hari untuk merefresh pikiran. Jika menganggap puasa adalah hal yang berat ketika uas, maka salat tarawih pun akan enggan, karena memilih belajar. Tadaruspun akan berkurang karena ingin membaca materi saja. Dan tidur malam tidak teratur, karena biasa begadang hingga pagi, sementara pagi malah tidur. Sungguh merugikan jika itu terjadi. Untuk itu, mending lakukan saja hal – hal yang sewajarnya. Tetaplah ibadah sesuai target ramadhan agar lebih dekat dengan Allah, dan tetap belajar keras. Mungkin nilai ujian yang didapat akan kasat mata, sedangkan pahala dari Allah tidak kasat mata, yang menjadikan orang lebih memilih urusan dunia daripada ibadah. So, mulai sadari dari searang ya. Sesungguhnya tidak ada waktu yang tidak bisa dibagi, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Selamat menunaikan ibadah p(UAS)a yang sudah setengah perjalanan ini.  salam sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar