anak jalanan yang sedang mengamen, seolah - olah menjadi pemandangan yang wajib di tiap - tiap sudut jalan maupun di sela - sela lampu merah. bukan karena sengaja untuk mencari kegiatan yang asyik, namun mengamen merupakan kegiatan wajib bagi mereka untuk menyambung hidupnya.
hal ini dialami oleh seorang anak yang bernama Danang. dia merupakan salah satu dari ribuan anak yang mempunyai nasib tak baik. setiap hari bocah berkulit hitam ini harus menamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya."Saya ngamen setiap hari buat beli makan," ujarnya.
namun tak semua anak jalanan bersifat kasar, tidak sopan dan urakan. danang justru memiliki sifat pemalu dan sopan. hal ini membuat kami semakin ingin tagu bagaimana tentang dirinya.
danang tidak mengamen sendirian, dia diawasi oleh ibu Sanimah. sejak kecil Danang tidak dirawat ibu kandungnya. bocah yang sedang memakai baju kuning ini dititipkan kepada ibu sanimah sejak lahir. "Danang dititipkan ibunya kepada saya, bapaknya pergi entah kemana,"jelasnya. kini dia hidup bersana ibu sanimah. ibu - ibu berusia 55 tahun ini mengais rejeki dengan cara membantu suaminya mencari barang - barang bekas untuk dirosokkan.
meskipun demikian, danang tidak tinggal bersama ibu sanimah, melainkan tinggal bersama para anak jalanan lain di sebuah lingkungan gereja. di sana ternyata ia mendapat perlakuan yang baik. bocah yang mengamen di lampu merah jalan pattimura ini diberi makan dan minum setiap harinya tanpa kekurangan. setiap hari selasa dan sabtu, ia dijemput oleh mobil gereja untuk bersekolah. "Saya belajar membaca, berhitung, dan menyanyi di sekolah," ujarnya. ia mengaku senang masih diberi kesempatan untuk bersekolah, namun ia juga suka mengamen di jalan, karena mendapat uang. "Saya suka bisa sekolah, tetapi saya juga suka kerja karena bisa membantu emak saya," tambahnya.
tak kunyana, seorang yang hidup di lingkungan gereja, namun ia memeluk agama islam. hal ini saya ketahui ketika saya bertanya kegiatannya di malam hari. "KALau malam, saya shollat di masjid, terus ngaji juga," jelasnya. walaupun ia memiliki nasib yang kurang mujur, ia tetap bersukur kepada Allah.
beruntung selama bertahun - tahun ngamen di jalanan Danang tidak pernah ditangkap oleh petugas keamanan dan ketertiban. bocah berbadan kurus itu juga tak pernah dipalak atau diganggu oleh preman. namun pekerjaan mengamen sangat bnayak saingannya. "Ya, namanya juga ngamen di jalan, tentu banyak saingannya," tuturnya. jika ia merasa bosan, maka ia akan pindah lokasi. "Saya pindah ke tempat lain yang lebih aman dan lebih nyaman jika bosan," lanjutnya.
penghasilan pengamen yang ramah ini tidak menentu. tiap harinya paling sedikit ia mendapat sepuluh ribu rupiah dan paling banyak mendapat dua puluh ribu rupiah. uang ini ia berikan kepada emaknya untuk memenuhi kebutuhan. jika sedang sakit, danang tidak mengamen. ia membeli makan dengan uang cadangan yang telah ia sisihkan ketika mendapat banyak uang.
danang mengaku tak punya cita - cita. ia lebih suka menjalanai hidupnya di jalanansebagai seorang pengamen. "Saya tidak ingin menjadipengusah, dokter, polisi, atau lainnya. saya ingin bekerja begini saja bersma emak," akunya. meskipun saya telah memotivasi dia supaya menginginkan masa depan yang cerah, danang tetap saja pesimis akan masa depannya.
sekian laporan wawancara saya dengan danang si anak petualang jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar